08/11/11

KEMERDEKAAN PERS, SUDAHKAH ??


Baru- baru ini kekerasan pada pers kembali terjadi, tepatnya Senin (7/11) siang, di Pengadilan Negeri Tangerang, Banten. Oknum yang melakukan kekerasan ini adalah mertua dari Wakil Wali Kota Tangerang Arief R. Wismansyah, Rusman Umar. Ia terpidana kasus narkotika. Ia mengamuk saat wartawan yang mengabadikan dirinya usai divonis. Sidang pembacaan vonis terhadap terdakwa Rusman Umar (61) dan istri keduanya, Ayu Wulandira (43).

Rusman divonis bersalah atas kepemilikan narkotik jenis shabu. Namun terdakwa hanya divonis satu tahun untuk menjalani masa rehabilitasi di Badan Narkotika Nasional. Padahal, terdakwa sebelumnya pernah tertangkap dan menjalani sidang kasus serupa????? 

Setelah persidangan, terpidana marah kepada wartwan yang hendak mengambik gambar dirinya. Kemudian, kamera milik Wawan Kurniawan, kamerawan lepas SCTV, rusak parah setelah dipukul oleh terpidana. Tidak hanya itu, terpidana pun mengejar para wartawan, meludahi dan mengancam para wartawan yang lainnya.

Kejadian tersebut menambah daftar panjang kekerasan yang terjadi pada wartawan di Indonesia. Padahal katanya, kerja para jurnalis ini jelas-jelas dilindungi oleh UU Pers Nomor 40 Tahun 1999.
Cek DI SINI kalo lupa : )

Setelah rezim orde baru usai, kemerdekaan pers serasa sudah di tangan, para jurnalis bebas mengekspresikan apa yang mereka mau beritakan kepada masyarkat. Namun, menurut saya pers sekarang sudah sedikit bebas kebablasan????

Benarkah pers sudah merdeka, menjadi sebuah tanda tanya besar yang harus dipertanyakan. Setelah orde baru usai, para jurnalis malah banyak mendapat kekerasan tidak hanya itu beberapa sampai ada yang mati terbunuh, dan kasusnya menggantung seperti jemuran yang tidak diangkat-angkat.

Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pers mencatat kasus kekerasan terhadap jurnalis selama tahun 2011 mencapai 61 kasus, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 66 kasus.

Disebutkan, sejak 2003 hingga 2011 ini, LBH Pers mencatat kasus kekerasan terhadap jurnalis sebanyak 344 kasus kekerasan, baik fisik maupun nonfisik.

 Dengan jumlah per tahunnya sebagai berikut, 2003 tercatat 54 kasus, 2004 sebanyak 26 kasus, 2005 sebanyak 34 kasus, tahun 2006 sebanyak 23 kasus, 2007 sebanyak 37 kasus, 2008 sebanyak 17 kasus, 2009 sebanyak 69 kasus, 2010 sebanyak 66 kasus, 2011 sebanyak 61 kasus hingga bulan Juli.

Menurut Aliansi Jurnalis Independen (AJI), dari bulan Januari hingga Mei tahun 2011 telah terjadi 23 kasus tindak kekerasan kepada wartawan. Hal itu disampaikan oleh Eko Maryadi, Divisi advokasi Aji Indonesia
Catatan lebih dahsyat sebenarnya terjadi dalam setahun terakhir, 10 wartawan tewas terbunuh. Lima di antaranya terjadi pada tahun 2010, yakni terhadap Ardiansyah, Matrais (Papua), Ridwan Salamun, Alfrets Mirulewan (Maluku), dan Anak Agung Prabangsa (Bali).

Di sini terlihat bahwa ada kekebalan hukum dari pelaku kekerasan terhadap wartawan. Ardiansyah misalnya kematiannya dianggap bunuh diri. Akibatnya pelaku dibiarkan bebas tanpa ada hukuman. Begitu juga dengan Ridwan Salamun. Meski pelakunya sudah diproses hukum, tapi di pengadilan dia dinyatakan bebas.

Selain intimidasi berupa penganiayaan, ada “keunikan” dalam varian kekerasan. Misalnya saat wartawan Jurnal Bogor, Eka Rachmawati, diculik dari kantornya saat sedang mengetik berita. Penculiknya ialah bos Hotel Raja In. Penyebabnya, sang wartawati pernah menulis tentang penangkapan pekerja seks komersial (PSK) di hotel tersebut. Pemilik hotel tak senang nama hotelnya ditulis atas berita itu. Eka mengalami trauma panjang pascapenculikan. Ia memang tak mengalami intimidasi fisik. Akan tetapi, ancaman pemilik hotel membuat batinnya tersiksa.

Meskipun kasus kekerasan terhadap wartawan di Indonesia sangat tinggi, upaya penegakan hukum terhadap kasus-kasus ini masih rendah. 

Masih bisa menilai pers sudah merdeka ???

Salam Tya sinor : )

KOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZES 

Sejumlah wartawan terdesak saat bentrok dengan siswa SMAN 6, di depan SMAN 6, Bulungan , Jakarta Selatan, Senin (19/9/2011). Kejadian ini bermula saat sejumlah wartawan dari media cetak maupun elektronik melakukan aksi protes berkaitan dengan kasus perampasan kamera video salah satu wartawan Trans 7.





07/11/11

Hampir Emosi karena Gadget !!



Berawal dari niat saya mau meng-upgrade lagu lagu yang ada di gadget MP4 Creative Zen Vision :M 30 Gb. Dan saya meminta bantuan seorang teman saya, yang memang dia selalu menolong saya hihi, Bewa.
Sehabis makan ketupat, saya dan Bewa mulai membuka laptop. Maksud Bewa untuk menolong sangat baik, ia mencari upgrade-an terbaru untuk gadget saya. Saya yang tidak terlalu paham tentang hal ini, menyerahkannya pada Bewa.

Bewa say’s:
“Berawal dari kecerobohan saya untuk memasukkan file music ke gadget mp 4 My Creative Zen Vision:M 30GB. Awal mula saya berpendapat, untuk memasukkan file music tersebut harus dengan software bawaannya, seperti halnya I-Pod dengan software I-tunesnya. Lain halnya dengan  Creative Zen Vision:M 30GB ini, berbeda mungkin dengan gadget setara semacam i-pod, bahwa gadget ini tidak memerlukan software pendukung untuk proses transfer data ataupun file musiknya.
Untuk pengguna yang sudah menggunakan OS windows 7, sudah bisa langsung terbaca dan transfer data. Pada awalnya saya mendownload dari website resmi Creative yang memang menawarkan aplikasi-aplikasi pendukung dari gadget ini seperti, Creative ZENcast Organizer, Creative Media Explorer, Creative ZEN Vision:M 30 GB Firmware 1.62.02
Maksud hati hanya ingin mentransfer data, dengan cerobohnya saya juga melakukan upgrade firmware yang telah saya download. Awalnya memang tidak mengetahui apa yang akan terjadi, namun proses upgrade sudah berjalan setengah. sayapun tidak berani untuk langsung men-cancel proses tersebut.
 Benar ternyata, setelah installasi upgrade selesai, saya menemukan bahwa tombol gadget saya bermasalah. Fungsi dari tombol-tombol tersebut berantakan. Tidak sesuai dengan fungsinya dasarnya”. 

Alangkah paniknya, terutama saya…hihi. Tapi kita berdua langsung browsing mengenai permasalahan ini. Kita berusaha mencari solusi agar masalah ini kelar. Bayak artikel yang berkaitan dengan masalah saya tersebut, yang menganjurkan untuk meng re-upgrade kembali firmware yang sudah saya gunakan. Ada kemungkinan juga itu mungkin kerusakan hardware, bukan dari softwarenya.
Banyak kasus yang terjadi pada Creative Zen Vision:M 30GB adalah pada tombol touchpad yang ada. Banyak yang berkata bahwa touchpad tersebut kemungkinan sudah kotor, dan kemungkinan terberat adalah harus dibongkar dan bersihkan kembali. Panik saya bertambah, ketika Bewa sedang memback-up data data di gadget, gadget tiba-tiba nge-hang??? Hmmm, tunggu baterai abis dulu deh.
Saya dan Bewa mulai berfikiran untuk mencari Service center creative daerah Jakarta. Setelah saya cari-cari di google, banyak referensi mengatakan kalau service center creative itu di pada eMD PT. E-Media Devices Ruko Bahan Bangunan H2 No 19. Banyak yang berkata bahwa itu merupakan distro terkhir yang bisa mengatasi masalah creative. Namun sia-sia, ternyata sudah setahun yang lalu distro tersebut sudah tidak melayani creative lagi. 

Akhirnya, Bewa mendapatkan informasi bahwa service center creative tersebut ada di ATIKOM Kompleks Ruko Dusit Orion Blok D17. Benar ternyata mereka masih melayani creative. Sebelum Bewa kesana, dia sempat hubungi CS disana. Dan mereka menyatakan bahwa mereka tidak menerima service selain produk Creative bawaan ATIKOM sendiri. Tidak begitu sia-sia informasi yang Bewa dapat dari CS ATIKOM, Bewa dibantu untuk menangani masalah tombol tersebut dengan mencoba untuk mereset ulang setingan  awal. 

Akhirnya saya ketika dikantor tetap googling untuk permasalahan ini, begitupun Bewa ia juga kembali googling artikel yang berkaitan dengan cara proses reset pada My Creative Zen Vision:M 30GB. Bewa kemudian buka authorized site-nya Creative dan akhirnya menemukan solusinya disini, ternyata tinggal di clean up. Caranya: player mesti memiliki baterai yang cukup jadi harus di charge full sebelumnya karena nanti proses berikutnya akan cukup memerlukan daya baterai. Setelah itu dalam keadaan mati tekan dan tahan (hold) tombol power seperti akan dinyalakan kemudian pin kecil bagian bawah ditusuk. Sesaat setelah itu logo Creative akan muncul dan dengan cepat lepaskan tombol power yang tadinya ditahan. Setelah itu akan muncul menu Recovery Mode, pilih Clean Up. Proses clean up akan berlangsung agak lama dan setelah proses ini selesai pilih Reboot dan player akan Rebuilding sendiri. Proses dan lamanya akan mirip ketika kita memformat hard disk. Selesai deh… 

Bewa say’s:
“Memang harus memiliki keberanian tinggi untuk melakukannya. Pada awalnya saya memang ragu untuk melakukannya. Namun benar ternyata dengan cara semudah itu masalah tombol yang tidak sesuai dengan fungsinya kembali normal. Senang sekali rasanya! Ternyata ada cara yang gampang buat memperbaikinya”.

Alhamdulillah, gadget udah kembali normal, makasi Bewa, makasi Mbah Google, Makasi Crew : )

Salam Tya Sinor feat Chaniago : )

           

03/11/11

HARI RAYA IDUL ADHA



Beberapa hari lagi kita umat muslim di seluruh dunia akan merayakan Hari Raya Idul Adha, bulan yang begitu besejarah dalam sejarah umat Islam. Pasalnya, dalam bulan ini umat Islam juga akan melaksanakan rukun iman yang kelima yaitu Ibadah Haji. Ibadah haji adalah ritual ibadah yang mengajarkan persamaan di antara sesama. Dengannya, Islam tampak sebagai agama yang tidak mengenal status sosial. Kaya, miskin, pejabat, rakyat, kulit hitam ataupun kulit putih semua memakai pakaian yang sama.
Untuk tahun ini, Hari Raya IdulAdha  bertepatan pada tanggal 6 November 2011. Hal tersebut berdasarkan pelaksanaan sidang yang melibatkan tim gabungan dari ormas-ormas Islam serta ahli astronomi. 
Gema takbir akan berkumandang saling bersahut-sahutan, diiringi tabuhan bedug menambah semaraknya hari raya. Suara takbir mengajak kita untuk sejenak merefleksikan diri, hanya ALLAH SWT yang Maha Besar, tidak ada yang layak disembah selain ALLAH SWT.
Pada hari hari raya Idul Adha, kaum muslimin selain dianjurkan melakukan shalat sunnah dua rakaat, juga dianjurkan untuk menyembelih binatang kurban bagi yang mampu. Anjuran berkurban ini bermula dari kisah penyembelihan Nabi Ibrahim kepada putra terkasihnya yakni Nabi Ismail. 
Kisah tersebut merupakan potret puncak kepatuhan seorang hamba kepada Tuhannya. Nabi Ibrahim mencintai Allah melebihi segalanya, termasuk darah dagingnya sendiri. Kecintaan Nabi Ibrahim terhadap putra kesayangannya tidak menghalangi ketaatan kepada Tuhan. Model ketakwaan Nabi Ibrahim ini patut untuk kita teladani. 
Di samping itu, ada pelajaran berharga lain yang bisa dipetik dari kisah tersebut. Sebagaimana kita ketahui bahwa perintah menyembelih Nabi Ismail ini pada akhirnya digantikan seekor domba. Pesan tersirat dari adegan ini adalah ajaran Islam yang begitu menghargai betapa pentingnya nyawa manusia.
Miris hati ini, ketika kita dengan riang merayakan hari raya dengan sukacita tapi, di pelosok sana ada saudara kita, yang tertidur amat lelapnya tidak peduli dengan ada atau tidaknya hari raya ini atau ada saudara kita yang tidak bisa merasakan hari raya karena keterbatasan ekonomi, padahal mereka sangat ingin sekali. Amat miris, kita harus pandai-pandai bersyukur jika kita masih diberikan kesempatan untuk mencicipi Hari Raya Idul Adha sekarang.
Di hari raya Idul Adha, bagi umat Islam yang mampu dianjurkan untuk menyembelih binatang kurban. Pada dasarnya, penyembelihan binatang kurban ini mengandung dua nilai yakni kesalehan ritual dan kesalehan sosial. Kesalehan ritual berarti dengan berkurban, kita telah melaksanakan perintah Tuhan yang bersifat transedental. Kurban dikatakan sebagai kesalehan sosial karena selain sebagai ritual keagamaan, kurban juga mempunyai dimensi kemanusiaan.
Bentuk solidaritas kemanusiaan ini dilakukan secara jelas dalam pembagian daging kurban. Perintah berkurban bagi yang mampu ini menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang respek terhadap fakir-miskin dan kaum dhu’afa lainnya. Dengan disyari’atkannya kurban, kaum muslimin dilatih untuk mempertebal rasa kemanusiaan, mengasah kepekaan  terhadap masalah-masalah sosial, mengajarkan sikap saling menyayangi terhadap sesama. 
Meski waktu pelaksanaan penyembelihan kurban dibatasi (10-13 Dzulhijjah), namun jangan dipahami bahwa Islam membatasi solidaritas kemanusiaan. Kita harus mampu menangkap makna esensial dari pesan yang disampaikan teks, bukan memahami teks secara literal. Oleh karenanya, semangat untuk terus ’berkurban’ senantiasa kita langgengkan pasca Idul Adha.
Saat ini sering kita jumpai, banyak kaum muslimin yang hanya berlomba meningkatkan kualitas kesalehan ritual tanpa diimbangi dengan kesalehan sosial. Banyak umat Islam yang hanya rajin shalat, puasa bahkan mampu ibadah haji berkali-kali, namun tidak peduli dengan masyarakat sekitarnya. Sebuah fenomena yang menyedihkan. Mari kita jadikan Idul Adha sebagai momentum untuk meningkatkan dua kesalehan sekaligus yakni kesalehan ritual dan kesalehan sosial. 
Perbedaan kapan kita merayakannya, itu tergantung kita sendiri, yang paling penting, sudahkan kita memaknai Hari Raya Kurban dengan benar?? Selamat merayakan !

Salam Tya Sinor : )


02/11/11

PRT DAN POLITIK IDENTITAS


Gaya hidup berikut simbol-simbolnya sekarang tengah mengguncang hegemoni para majikan terhadap para pembantunya. Membungkus elevasi kehidupan para pembantu tadi, sebenarnya ada perubahan-perubahan simbolik yang diam-diam menggoyang hegemoni. Llihat sajalah evolusi sebutan mereka: dalam masyarakat tradisional (Jawa) disebut “batur”, “babu”, kemudian menjadi “pembantu”, “pembantu rumah tangga” alias “PRT”. Sebuah keluarga intelek di Jakarta Selatan bahkan menyebut pembantunya house keeper.
Perubahan simbolik ini bertaut-taut dengan perubahan real operasi kegiatan mereka. Kalau dalam konteks “batur” artinya mereka mengabdi, kini pekerjaan mereka sangat bermaknaatau hendak dimaknakan sebagai “profesionalisme”.
Lihatlah biro=biro penyalur PRT pada masa menjelang lebaran. Cara pengelolaan sampai sistem pembayaran pada para PRT didasarkan pada hitungan yang sifatnya “profesional”.
Kalangan majikan di Jakarta dalam saat-saat seperti Lebaran atau Natal umumnya kalang kabut, mencari siapa orang yang bakal menggantikan tugas mencuci, mengepel, memasak, memberi makan hewan piaraan dan alin-lain.
Digagas dengan konsep hegemoni, inilah mungkin “perubahan keseimbangan” yang disebut Antonio Gramsci. Hegemoni dimaksud di sini dipinjam dari konsep Gramsci, untuk melukiskan dominasi yang tidak kelihatan oleh suatu kelompok terhadap kelompok lain. Begitu subtilnya dominasi tersebut, sehingga oleh Barthes disebut “mitologi”, yang fungsinya untuk menjadikan dominasi tersebut seperti sesuatu yang “alami”, sesuatu yang “normal”.
Padahal tidak. Hegemoni bukanlah sesuatu yang alami, sehingga agar langgeng dia harus dipertahankan, direproduksi dengan simbol-simbol. Diam-diam, para pembantu juga tengah mereproduksi simbol-simbol sendiri, yang sampai pada tingkat riil berupa tawaran atas imbalan “ tenaga profesional” mereka lebih-lebih di hari-hari sulit seperti Lebaran dan Natal.
Gaya para pembantu di saat mudik sekarang juga menunjukkan betapa gaya hidup punya peranan besar dalam menggerogoti hegemoni tadi.
Dalam kacamata orang yang tergila-gila pada post modernism, inilah yang disebut “politik identitas”. Para pembantu tengah menyatakan haknya, menciptakan simbol=simbolnya,persis seperti dalam percaturan di wilayah –wilayah kehidupan yang lain.
Bandingannya sebagai contoh “sastra pedalaman”, yang mengklaim otoritasnya sendiri untuk melepaskan diri dari dominasi media massa yang mereka curigai tidak memihak mereka. Dulu, tak ada istilah “sastra pedalaman”. Yang ada hanya sastra yang jelak dan tak layak di muat di koran atau majalah. Kemudian, mereka membuat simbol-simbol sendiri, termasuk simbol “ sastra pedalaman”.
Kuncinya reproduksi dam distribusi simbol. Gaya para pembantu dalam arus mudik seperti sekarang ini sebagian merupakan eksposisi simbol-simbol, termasuk simbol “kesenangan” (pleasure) serta “ pencapaian” (achievement). Mereka telah menaklukan ubukota. Itulah “politik identitas”. Para pembantu tengah melakukan tawar menawar terhadap pihak yang mendominasinya, yang saat ini boleh jadi sedang sebal, atau mungkin sedang melihat tingkah mereka sembari tertawa-tawa…..

Bre R


Salam Tya Sinor : )