Kadang hidup tidak
selalu seperti apa yang kita harapkan dan bayangkan. Hampir selalu ada gap atau pemisah antara harapan dan kenyataan. Hidup ini menghasilkan dua jenis manusia. Pecundang dan
pemenang, dan ternyata yang membedakan diantara keduanya hanyalah reaksi atau respons
yang berbeda. Pecundang menyerah begitu saja terhadap kenyataan hidup yang ada
di depannya. Sementara pemenang, apapun kejadian yang menimpa dirinya ia selalu
berusaha seoptimal mungkin merespons permasalahan demi hasil akhir yang baik.
Tidak
ada orang yang berniat untuk menyerah pada awalnya. Dia menyerah karena
sebelumnya meyerap informasi hal-hal serupa yang pernah dialaminya atau orang
lain alami. Ia menyerah karena takut gagal. Dan ternyata penyebab terhebat dari
menyerah ini adalah ga mau keluar dari existing conditionnya yaitu rasa aman
dan nyaman.
Tahukah anda ternyata 1% dari total populasi di dunia mengusai
sekitar 60% uang yang beredar di dunia?
Fakta yang lebih mengejutkan lagi adalah bahwa 5% dari total populasi di dunia
menguasai 90%uang yang beredar di dunia!!!
(data dikutip dari buku Passion, Profit & Power karangan Marshall Silver)
Sungguh menyedihkan bila kita menjadi bagian dari 95% orang yang
berebut 10% uang yang beredar!
Seorang pemenang tidak suka
menyalahkan, baik orang lain, kondisi ekonomi, bahkan situasi. Mereka
Bertanggung jawab 100% sepenuhnya terhadap apa yang terjadi. Pemenang punya
prinsip, apapun bisa terjadi, namun reaksi kitalah yang menbuat hasil nya
berbeda.
Sebaliknya, seorang pecundang
sangat suka menyalahkan orang lain, kondisi ekonomi, bahkan situasi. Orang
seperti ini tidak akan belajar dari kegagalannya, dan orang yang tidak belajar
dari kegagalannya adalah orang gagal.
Kelemahan paling besar dari orang
yang suka menyalahkan segala sesuatu adalah bahwa dia merasa benar dan tidak
perlu bertindak lagi.
Gagal
itu lumrah dan
biasa terjadi lagi. Secara
kenyataannya, ga ada orang hebat tanpa pernah gagal. Nabi Muhammad SAW sekalipun pernah gagal dan bersedih hati
ketika syiarnya dicuekin. Manusia-manusia pelaku sejarah bukan cuma pernah ga didenger. Mereka bahkan ditarik le
level paling rendah dalam aktualisasi diri. Karena mereka bertahan maka mereka
menjadi sumber inspirasi dunia.
Kenapa orang hebat mampu bertahan dengan kondisi yang
seperti itu?ini yang jarang di bahas, mereka mampu bertahan karena memiliki
sense of humor yang tinggi dan berkelas. Mereka
tak hanya bisa menertawakan lelucon dan
pelawak. Tapi mereka bisa menertawakan anomali, masalah atau situasi genting dalam
kehidupannya. Lantas mereka sadar akan
penyimpangannya dan mereka perbaiki. Humor adalah life skill yang sering lupa untuk kita
latih.
Humor
sudah merupakan komoditas kelas atas, orang-orang cerdas, pejabat dan
politikus. Biasanya untuk mencairkan suasana. Namun di samping itu, humor
juga mempunyai cita rasa seni dan pengetahuan, dan keduanya dikombinasikan dan
jadilah humor yang berkelas.
Yang membuat makna humor jadi rendah, adalah ketika
orang-orang membawakan salah satunya saja, tidak dikombinasikan dengan
pengetahuan. Humor picisan
adalah humor yang ngga cerdas yang mengeksploitasi
kecacatan fisik seseorang, pornografi, kata-kata mesum untuk ditertawakan.
Humor yang logis tapi digunakan dengan tidak nyeni di tempat dan waktu yang
salah juga hasilnya mencelakakan.
Bercandaan
yang uplifting adalah canda yang terinspirasi dan bisa menginspirasi. humor
yang macem begini yang bisa memerdekan dirinya dari beban mental kegagalan dan
bangkit lagi.
So,
lets be more honest to ourself. Bukankah saat ini kita bisa meneryawakan
hal-hal yang dulunya membuat kita menangis?karna gagal itu sementara sedangkan
bahagia adalah pilihan, mana yang kamu pilih sekarang??
No Action, Nothing Happens
When you take ACTION mirracles
happen!!
Bruce
Lee
Inspired by
You and Harry F (Janna)
Salam Tya Sinor : )